Monday, April 25, 2016

Karya Ilmiah Yonas Muanley

Karya Ilmiah Yonas Muanley
Refisi 10 Februari 2019

KATA PENGANTAR

Pertanyaaan yang sudah lama terkandung dalam hati penu¬lis semenjak penghuni sorga bersukacita atas pertobatan penulis (Luk. 15:7,10) pada sebelas tahun yang lalu kini ingin dijawab secara teologis Alkitabiah melalui kehadiran skripsi ini. Pertanyaan yang dimaksud yakni “mengapa ada peaderitaan di dunia ini?” khususnya yang dialami oleh Orang Kristen.
Menemukan jawaban atas pertanyaan di atas merupakan suatu usaha yang melalui suatu babak perjuangan yang membutuhkan waktu yang relatif panjang dan telah melibatkan banyak pihak baik dalam barisan pemberi motivasi dan peogarah dalam penulisan. Tersedianya sumber dana yang mencukupi, lebih dari itu adanya dukungan doa dari saudara seiman demi perampungan skripsi ini merupakan suatu anugerah Allah.
Oleh karena itu, dalam pertimbangant moral yang benar secara teologis maka penulis meayampaikaa ucapan terima kasih. Pertama, syukur kepada Allah yang disapa sebagai Bapa Abadl yang telah mengarunlakan hikmat dan pengertian serta kekuatan kepada penulis sejak persiapan awal sampai selesainya tulisan ini.


BAB 1
PENDAHULUAN

Mengawali bab pendahuluan ini, akan dibahas secara ber-turut-turut pokok peumasalahan, alasan dan tujuan penulisan, ruang lingkap pembahasan, metode penelitian, sistimatika penulisan, penjelasan judul.

Latar Belakang Masalah

Penderitaan merupakan salah satu tema yang dibicarakan baik dalam dunia sekuler dan dunia agamawi. Penderitaan merupakan fenomena universal artinya “penderitaan tidak mengenal perbedaan manusia. Penderitaan bisa juga dialami oleh manusia-manusia yang dianggap suci, bahkan rasul atau nabi sekalipun.” (Djoko Widagdho:85)
Manusia pada umumnya dan khususnya orang Kristen Injili menghadapi dua kenyataan penderitaan yakni penderitaan fisik dan moral.
“Penderitaan merupakan bagian yang terpenting dan menarik perhatian media massa di manapun. Hal ini dlsebabkan karena penderitaan merupakan bagian dari kehidupan manusia. (Djoko Widagdho:85)
Pernyataani Ini memberi gambaran bahwa selagi manusia berada di atas bumi ini penderitaan akan dialaminya.
Pengalaman orang-orang non Kristen terhadap penderita¬an. “ada yang mendapat hikmah besar dari suatu penderitaan, ada pula yang mengakibatkan kegagalan dalam hldupnya.” (M. Munandar Soelaeman, 66) Pen¬deritaan juga dialami oleh orang-orang Kristen Injilisepanjang zaman.
Dari uraian-uraian yang telah diketengahkan di atas maka tibalah pada sorotan teologis atas masalah penderitaam yang dialami orang Kristen Injili. Secara teologis prablema ini berpijak atas dasar Alkitab, khususnya Kejadian 3:1-2:1-. Beberapa dasar Alkitab yang lain yang terdapat dalam Perjanjian Baru seperti; Yohanes 9:1-2 Yoh 16:33; II Tim 3:12; I Petrus 2:19-20. Dalam konrtekb Kejadian 3, penderitaan atau. Kesusahan terjadi dalam kehidupan manusia karena dosa manusia itu sendiri.”(J. Dwight Pentecost: 24) Di dalam Alkitab sering kali mengungkapkan penderitaan sebagai akibat dari pengujian imam (Ayub 1:1-2:13), umtuk menyatakan pekerjaan Allah atau untuk menyatakan kemuliaan Tuhan Yesus (Yohi 9:1-2), akibat yang lain; yakni mengambil bagian dengan persekutuan dengan Kristus (Yoh 16:33; II Tim. 3:12; I Petrus 2:19-20).
Dalam sudut pandang teologis menjadi seoramg Kristen tidak berarti bebas dari penderitaan. Dengan. kata lain, orang yang, percaya Yesus Kristus sebagai Tuban dan Juruselamat masih juga mengalami penderitaan. Rasul Paulus berkata “memang setiap orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus akan menderita aniaya” (II Tim 3:12).
Dimanapun manusia berada tidak akan luput dari penderitaan. Ini berarti semua orang mengalaminya, baik orang Kristen maupun non Kristen. “Intensitas penderitaan, ada yang berat dan ada yang ringan. Namun peranan individu juga menentukan berat tidaknya intensitas penderitaan.” (M. Munandar Soelaeman:660)
Seperti yang telah dikatakan penulis di atas, penderitaan merupakan suatu tema yang juga dibicarakan dalam Alkitab. Alkitab diyakini oleh orang-orang Kristen Injili sebagai Firman Allah. Oleh karena itu analisa terhadap penderitaan orang-orang Kristen Injili hendaknya dilakukan dalam terang Firman Allah.
Pertanyaan-pertanyaan yang sering muncul di sekitar penderitaan ialah mengapa manusia pada umumnya mengalami penderitaan? Sejalan dengan pertanyaan ini Thomas seorang warga Shertallay bertanya atas bencana kelaparan yang menimpa penduduk Shertallay pada bulan November 1941. (A. A. Yewangoe, 102) Melalui puisinya, Thomas bertanya (Ibid, 103)
“Di manakah Allah? Apakah la tertidur sementara jiwa yang tidak terhitung menghadapi kubux yang sepi? Apakah la lihur panjang, sementara Malaikat maut gentayangan, dan kesepian mutlak berkuasa di tempat ini?”
Sehubungan dengan bencana kelaparan di Shertallay seperti yang disebutkan di atas, Thomas berusaha mencari Allah di tengah-tengah bencana tersebut dengan mengajukan berbagai pernyataan melalui puisinya seperti berikut (A. A. Yewangoe, 103) “... sia-sialah iman kepada Allah yang memelihara, sia -sialah kepercayaan kepada Bapa yang pengasih ... .Tapi untuk semuanya ini, mereka haras lenyap dan gugur, bagai bunga-bunga. di hutan, ... Dari debu mereka berasal, kepada debu pula mereka kembali. Dan Allah ti¬dak peduli.”
Jika demikian, kapan dan dimanakah manusia dibebaskan dari penderitaan? Kalau Allah ada mengapa ada penderitaan? Secara teologis dapat dipahami bahwa penderitaan masuk ke du¬nia sebagai akibat dari pelanggaran manusia terhadap Firman Allah dan dunia yang sekarang menjadi lokasi penderitaan dan dunia yang akan datang adalah tempat dimana manusia yang percaya Yesus Eristus bebas dari penderitaan yang kekal (Wahyu 21:8). Hamun penulis tidak akan membahasnya di sini karena hal itu merupakan peristiwa yang bersifat eskatologis.
Kembali kepada pertanyaan di atas, maka Allah diyakini sebagai Allah yang turut memperdulikan manusia yang menderita, karena Dia telah mengutus anak-Nya lesus Kristus untuk mati di kayu salib.
Dalam hubungan dengan pernyataan di atas, maka dapat dipahami bahwa manusia yang tidak berdosapun dtlibatkan dalam penderitaan. Namun penderitaan yang dialami-Nya bukan karena kesalahan-Nya tetapi antuk keselamatan manusia berdosa.
Dalam dunia kekristenan, penderitaan merupakan pengalaman yang senantiasa dialaml. Seiring dengan itu pertanyaan-pertanyaan juga muncul dalam kehidupan orang Kristen, mengapa orang Kristen menderita? Jawabanpun beraacam-macam tergantung dari konteks penderitaan itu.
Fakta yang Alkitabiah yakni bahwa umat perdana selalu diperhadapkan dengan aniaya. Nasehat rasul Paulus “ ... Untuk masuk ke dalam kerajaan Allah kita haras mengalami banyak sengsara” (Kis 14:22). Aniaya/sengsara Juga pada gilirannya akan dialami oleh orang-orang percaya pada masa kini dan sepanjang sejarah umat manusia. “Oleh karena itu orang percaya mengalami penderitaan tetap menggumuli masalah penderitaan dan berusaha menampungnya dalam rangka imannya akan penyelamatan Allah dalam Kristus Yesus. (C. Groenen, 223)
Berbagai macam pertanyaan muncul, apakah Allah menghendaki penderitaan terjadi dalam kehidupan orang percaya? Apakah Allah memperdulikan orang-orang Kristen Injill yang mendirita? Dan apakah orang-orang Kristen Injili menganggap bahwa penderitaan merupakan bagian dari kehidupannya? Atau haruskah bebas dari penderitaan karena telah percaya Yesus Kristus?
Bagaimana orang Kristen Injili menghadapi dan menggumuli masalah penderitaan ini? Untuk. memahami latar belakang terjadinya penderitaan dan maknanya maka Alkitabiah yang akan memberikan jawaban yang tepat.
Alkitab dapat memberikan jawaban yang tepat karena Alkitab lalah kebenaran yang kekal. Kekekalan ini dimungkinkan. karena Alkitab merupakan Sabda Allah dan bukan sabda manusia.

Tujuan Penulisan

Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan ini (1) Menjelaskan penderitaan yang dialami oleh orang-orang Kristen Injili, dari sudut pandang iman. Kristen. (2) Menganalisa penderitaan orang-orang Kristen Injili dalam bnbusgan - dengan dosa dan pewartaan Injil. (3) Mencari Jawaban secara teologis Alkitabiah terhadap penderitaan. (4) Mengetengahkan latar belakang, makna serta sikap yang positif dari ora-ng-orang Kristen Injili ternadap penderitaan. Dengan kata lain tujuan yang hendak dicapai dalam tulisan ini ialah bagaimana mengetahui serta memberikan penjelasan tentang penyebab-penyebab dan makna penderitaan secara teo¬logis Alkitabiab serta sikap kristiani dalam menghadapi penderitaan, sehingga orang-orang Kristen Injili dalam kepercayaanya mampu “mempergunakan atau memanfaatkan penderitaan untuk hal-hal yang positif. (J.L. Ch. Abineno, 46)

Ruang Lingkup Pembahasan


Penulisan inl tidak membahas penderitaan secara mendetail karena masalahnya begitu kompleks. Dengan kata lain pe¬nulis tidak akan membahas macam-macam penderitaan menurut pe¬nyebab secara terperinci, antara lain; penderitaan alasan fisik seperti bencana alam, penyakit dan kematian; penderitaan karena alasan moral sepertl kekecewaan dalam hidup, kebencian orang lain dan seterusnya. Namun di antara dua penyebab penderitaan yang disebutkan di atas akan disinggung secara sepintas karena kedua penyebab penderitaan ltu tidak dapat disingkirkan dari kehidupan manusia khususaya orang Kristen Injili. Dengan demlkian maka yang akan dibahas di sini ialah latar belakang penderitaan, makna penderitaan serta sikap ora¬ng-orang Kristen Injili dalam menghadapi penderitaan. Penderitaan yang akan dibanas di sini ialah penderitaan yang ada habungannya dengan dosa dan penderitaan sebagai akibat dari hidap Kekristenan yang sejati di dalam dunia yang tidak benar. Yang penulis maksudkan dengan Kekristenan sejati ialah kehidupan dalam pimpinan Roh Kudus (Roma &:9-11. Penulis jluga tidak akan membahas penderitaan kaum Injili dl seluruh dunia ataupun dl Indonesia secara menyeluruh tetapi hanya menganalisa penderitaan yang dialami umat Kristen perdana. Dalam hal ini pengalaaan rasul Paulus, Petrus, Yohanes, Stefanus mewakili pengalaman rasul-rasul yang lain serta beberapa martyr Kristen seperti uskup Polikarpus dan Blandina dari Lyon, dan beberapa pengalaaan pelayanan masa kini khususnya beberapa mahasiswa/i SETIA, dalam hal ini pengalaman tiga orang mahasiswi menjadi contoh adanya keayataan penderitaan dalam pelayanan masa kini, lebih khusus lagi dalam pengembangan G. K.S.I di bumi Indonesia. Dalam penulisan skripsi ini disinggung juga tentang sikap manusia non Kristen dalam menghadapi penderitaan, sehingga pada bab 4 penulis mencantumkan judul bab “sikap manusia terhadap penderitaan menurut konsep Alkitab”, namun hanya merupakan perbandingan saja. Metode Penelitian Untuk menyelesaikan tulisan ini penulis mempergunakan metode-metode seperti metode kualitatif. Dipergunakan metode ini karena sesuai dengan sistim penulisan skripsi yakni metode kualitatif menyajikan data dalam bentuk penelitian yang tidak mengadakan/perhitungan atau kuantitatif (Lexy J. Melong, 1999: 2) Penulis juga menggunakan metode wawancara. Wawancara bersifat tak berstruktur artinya responden mendapat kebebasan dan keseapatan untuk mengeluarkan buah pikiran, pandangan dan perasaannya taapa diatur ketat oleh. Peneliti (S. Nasution, 72) Wawancara berlangsung, dengan beberapa mahasiswi Sekolah Tinggi Teologia
Selain itu data diperoleh dari tinjauan pustaka. Kepustakaan yang dipakai terdiri atas buku-buku Ilmu Budaya Dasar, buku-buku teologia yang berhubungan dengan iudul dan isi skripsi.
Sistimatika Penulisan Bab 2 meagemukakan latar belakang penderitaan menurut koasep Alkitab yang sistimatika pembahasannya meliputi penderitaan ditinjau dari sudut fenomenalogis universal meliputi be¬berapa topik pembahasan yang antara lain; penderitaan akibat pemberontakan maausia pertama, penderitaan akibat dari dosa orang lain, penderitaan akibat dosa pribadi, penderitaan aki¬bat faktor internal dan eksternal. Sedangkan penderitaan ditinjau dari sudut pengalaman orang Kristen Injili yang mengetengahkan pembahasan tentang penderitaan berkenaan dengan nubuat Yesus Kristus, untuk menyatakan pekerjaan Allah, untuk mengikutl teladan Yesus Kristus, untuk melaksanakan amanat Agung Yesus Kristus yang di dalamnya membahas tentang penderi¬taan akibat melawan dosa, pemberitaan Injil secara langsung maupun tidak langsung. Bab ini diakhiri dengan sebuah rangkuman awal.
Bab 3 memaparkan makna penderitaan orang Kriaten Injili menurut konsep Alkitab. Materi pembahasan meliputi; sarana ujian iman, untuk kemuliaan Tuhan, untuk pertumbuhan iman dan juga membahas penderitaan sebagai sarana kasih karunla ya¬ng bertujuan untuk kerendahan hati, demi kasih karunia dan demi pernyataan kemuliaan Yesus Kristus dan demi penyelamatan orang lain dari dosa. Pembahasan dalam bab ini diakhiri deng¬an suatu rangkuman awal.
Bab 4 mengetengahkan sikap manusia terhadap penderita¬an menurut konsep Alkitab. Ulasan bab ini terdiri dari sikap manusia non Kristen, menghindari penderitaan, menerima pende¬ritaan sebagai partner kesuksesan, menerima penderitaan seba¬gai hambatan kesuksesan, menerima penderitaan sebagai taqdir. Sikap orang Kristen Injili di sini meliputi; menghadapi pende¬ritaan dengan sikap doa, memahami Alkitab, rela, sabar dan tidak meremehkan. didikan Tuhan, serta menghadapi penderitaan de¬ngan sikap iman dan pengharapan. Pembahasan dalam bab ini ditutup dengan suatu rangkuman awal.
Bab 5 merupakan bab penutup yang berisi rangkuman akhir dan saran-saran, khususnya bagi orang-orang Kristin Injili da¬lam menghadapi penderitaan.

Penjelasan Judul “Penderitaan” berasal dari kata dasar “derita” yang ditambah dengan awalan “pe” dan akhiran “an”. Menurut KUBI “derita/menderita artinya menanggung atau merasai sesuatu yang tidak menyenangkan. “Orang Kristen” adalah sebutan yang pertama kali diberikan kepada murid-murid yang percaya Yesus Kristus Antiokhia (Kis 11:26). Dalam, perkembangan sedlanjutnya istilah Kristen dikenakan kepada orang-Orang yang percaya Yesus Kristus. Sedangkan istilah. “Injil” artinya yang sesuai dengan isi Injil.
Kata “analisa” penyelidikan suatu peristiwa atau karangan, perbuatan dan sebagainya, untuk mengetahui apa sebab-sebab agar bagaimana duduk perkaranya. (KUBI)
“Teologis Alkitabiah” artinya pemahaman yang sesuai dengan isi Alkitab, karena kata teologis berasal dari kata “teologi” yang berarti ajaran atau doktrin /khususnya agama yang ada kaitannya dengan Allah. (Henk ten Napel, 160)
Jadi yang terkandung dalam judul bagi penjelasan penulisan skripsi ini ialah upaya untuk mengetahui kebenaran peristi¬wa penderitaan yang dialami oleh Orang-Orang Kristen Injili tolok ukur pengertian yang sesuai dengan kebenaran Alkitab.

Salam

Contoh Silabus

Contoh Silabus


Contoh soal dan Silabus

a.       Mata kuliah Filsafat Ilmu

SEKOLAH TINGGI TEOLOGIA IKSM SANTOSA ASIH
PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN
SILABUS
Program Studi                           : Pendidikan Agama Kristen
Kode Mata Kuliah                      : -                                                     
Mata Kuliah                               : Filsafat Ilmu
Bobot                                        : 2 SKS
Semester                                  : I
Dosen                                       : Dr. Yonas Muanley, M.Th.
Standar Kompetensi                  : Mampu menerapkan filsafat ilmu dalam kegiatan ilmiah dalam bidang Teologi dan Pendidika Agama Kristen
Mata Kuliah Prasyarat                : 1. Filsafat Umum
  2. Filsafat Pendidikan


Deskripsi MK:

Deskripsi Mata Kuliah

Filsafat ilmu bertujuan memberikan pengetahuan tentang paradigma keilmuan yang bersifat operasional dalam membentuk:

  1. Dosen/pendidik yang mampu mengajar secara efektif dalam bidang keilmuan, sebab tanpa mengetahui secara mendalam mengenai hakikat dan fungsi keilmuan, maka hal itu tak mungkin dapat dilakukan dengan benar.
  2. Dosen yang mampu memberikan bimbingan terhadap mahasiswa yang sedang menyusun skripsi (logika berpikir dalam karya ilmiah)
  3. Dosen yang mampu melakukan kegiatan penelitian dan pengabdian pada masayarakat sesuai Tri Dharma Perguruan Tinggi.
  4. Dosen yang bersikap dan berperilaku sesuai dengan etika keilmuan. Dalam konteks demikian maka focus penyajian mata kuliah ini meliputi pembahasan tentang ontology, epistemology, dan aksiologi ilmu dan perkembangan pengetahuan ilmiah.
Dengan kata lain, mata kuliah ini bertujuan memberikan pengetahuan tentang paradigma keilmuan yang bersifat operasional. Dalam rangka tujuan ini maka pembahasan mata kuliah ini mencakup ontology, epistemology, dan aksiologi ilmu serta perkembangan ilmu pengetahuan ilmiah.
Pembahasan tentang ontology ilmu difokuskan pada unsure realitas empiric, seperti data, fakta dan informasi serta kedudukannya dalam kegiatan ilmiah.
Pembahasan tentang epistemology ilmu difokuskan pada pengkajian metode ilmiah dan operasionalisasinya dalam  metode penelitian.
Pembahasan tentang aksiologi ilmu difokuskan pada nilai-nilai yang terkait dengan kegiatan keilmuan baik secara internal, eksternal, maupun sosial, termasuk di dalamnya etika dan estetika.
Pembahasan materi perkuliahan filsafat ilmu dikaitkan dengan materi yang diberikan dalam perkuliahan Metodologi Penelitian dan Tehnik Analisa Data.



Kompetensi Dasar
(KD)
Indikator
Pengalaman Belajar
Materi Pokok
Alokasi Waktu
(menit)
Sumber/Bahan/
Alat
Penilaian
KD 1:
Menjelaskan pengertian Filsafat Ilmu
1.    Merumuskan pengertian filsafat Ilmu
Mahasiswa membaca buku-buku wajib untuk dan Kompilasi Materi Kuliah atau sumber-sumber lain yang relevan dengan pengertian Filsafat Ilmu
Pengertian Filsafat Ilmu
150 menit
Kompilasi Materi Kuliah
Media: LCD

KD 2:
Menilai dan menerapkan Ontologi ilmu dalam PAK


Mahasiswa membaca buku-buku wajib untuk dan Kompilasi Materi Kuliah atau sumber-sumber lain yang relevan dengan Aksiologi Ilmu
Aksiologi Ilmu Teologi dan Pendidikan
150 menit
Kompilasi Materi Kuliah

KD 3:
Menilai dan menerapkan epistemology Ilmu dalam PAK 


Mahasiswa membaca buku-buku wajib untuk atau sumber-sumber lain yang berhubungan dengan epistemology Ilmu
Epistemology Ilmu Teologi dan Pendidikan
150 menit
Kompilasi Materi Kuliah


KD 4:
Menilai dan menerapkan Aksiologi Ilmu dalam PAK


Mahasiswa membaca buku-buku wajib untuk dan Kompilasi Materi Kuliah atau sumber-sumber lain yang berhubungan dengan ontology ilmu
Ontologi Ilmu Teologi dan Pendidikan
150 menit
Kompilasi Materi Kuliah

KD 5:
Menganalisis hubungan filsafat ilmu dengan metodologi dan analisis data

Mahasiswa membaca buku-buku wajib untuk dan Kompilasi Materi Kuliah
Hubungan Filsafat Ilmu dengan Metodologi Penelitian dan Analisis Data
150 menit
Kompilasi Materi Kuliah



A.      Penilaian

1.       Kehadiran                …………………………….           : 10%
2.       Ujian Tengah Semester                    ……….            : 20 %
3.       Ujian Akhir Semester                                               : 20 %
4.       Presentasi ……………………………………    : 20 % (Power Point)
5.       Pre dan Post Paper………………………..      : 30 %
100 %
Tgl. Presentasi: 2 dan 9 Presentasi Mahasiswa:
Batas penyerahan akan ditentukan kemudian: ………………………

Metodologi Pembelajaran:
1.       Ceramah
2.       Tanya Jawab
3.       Kolokium
4.       Presentasi

PUSTAKA:

Harry Hamersma. 1981. Pintu Masuk ke Dunia Filsafat. Yogyakarta : Kanisius.
I.R. Poedjawijatna. 2004. Tahu dan Pengetahuan Pengantar ke Ilmu dan Filsafat. Jakarta : Rineka Cipta
Andi Hakim Nasution. 1999. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta : Sinar Harapan.
Redja Mudyahardjo. 2006. Filsafat Ilmu Pendidikan Suatu Pengantar. Bandung : Rosdakarya
Jasa Ungguh Muliawan. 2008. Epistemologi Pendidikan. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Jonar Situmorang. 2004. Filsafat dalam Terang Iman Kristen. Yogyakarta : Andi Offset.
A. Hanafi. 1983. Filsafat Skolastik. Jakarta : Pustaka Alhusna. (lihat bahasan ttg epistemology Philo)
Paulus Wahana. 1993. Filsafat Pancasila. Yogyakarta : Kanisius
Yonas Muanley. 2007. Filsafat Pendidikan Pada Pendidikan Agama Kristen (Filsafat Pendidikan Agama Kristen). Jakarta: Program Pascasarjan Pendidikan Agama Kristen Sekolah Tinggi Theologia Injili Arastamar.
Yonas Muanley. 2008. Teori Kebenaran, Bahan Presentasi Program D.Th. STTBI Semarang.
Yonas Muanley. 2007. Pandanganku Tentang Filsafat Pendidikan (Implementasi Berbagai Aliran Filsafat Pendidikan yang Relevan dalam Pendidikan Agama Kristen. Post Paper Program Pascasarja (D.Th.PAK) STT Baptis Indonesia, Semarang.
Yonas Muanley. 2009. Bahan Ajar Filsafat Pendidikan di Sekolah Tinggi Theologia Injili Arastamar.
Yonas Muanley. 2008. Kurikulum dalam Alkitab dan Alkitab dalam Kurikulum (lihat filosofis-teologis) hubungan Atena dan Yerusalem/hubungan logi orang non Kristen dan Kristen dalam logos yang berbuah.


Soal Filsafat Ilmu:
1.       Jelaskan pengertian filsafat Ilmu
2.       Jelaskan pemahaman saudara tentang Ontologi Pendidikan Agama Kristen
3.       Jelaskan epistemology Ilmu dalam PAK 
4.       Jelaskan aksiologi dalam Pendidikan Agama Kristen
5.       Berikan analisis anda apa hubungan filsafat ilmu dengan metodologi dan analisis data?

b.    Mata Kuliah Metodologi Pendidikan Agama Kristen

Silabus
Mata Kuliah       : Metodologi Pendidikan Agama Kristen
Bobot                : 3 sks
PT                    : Magister PAK Sekolah Tinggi Teologi  IKSM Santosa Asih
Prodi                 : Pendidikan Agama Kristen
Dosen               : Yonas Muanley, M.Th., D.Th.
Prasyarat          : Teori-teori PAK, Filsafat Ilmu, Metodologi Penelitian

Standar Kompetensi (Tujuan Mata Kuliah)

Mahasiswa mampu menerapkan metodologi pengajaran (desain pembelajaran PAK), dan metodologi penelitian ilmiah dalam pendidikan Agama Kristen, khususnya menemukan variabel-variabel penelitian ilmiah Pendidikan Agama Kristen atau mampu mendisain PAK dan meneliti variabel-variabel PAK (darma ke-2 dari tridarma PT)

Deskripsi

Melalui mata kuliah ini mahasiswa program pascasarjana STT IKSM menggumuli beberapa substansi kajian mata kuliah metodologi pendidikan Agama Kristen, yaitu pengertian metodologi pendidikan agama Kristen yang membahas tentang esensi PAK;  metodologi pengajaran yang meliputi berbagai disain pembelajaran PAK yang meliputi aspek:  model, strategi, ragam mengajar, metode-metode PAK dan pengembangan instruksional PAK. Serta metodologi penelitian ilmiah dalam pendidikan Agama Kristen yang membahas variabel-variabel penelitian dalam Pendidikan Agama Kristen


No/Tgl
Kompetensi Dasar/Pokok Bahasan
Metode
Bahan Bacaan

25/3 2011
Pukul: 17.00 – 19.00






19.00 -21.00

Penjelasan silabus
Kontrak Pembelajaran

Pengertian Metodologi PAK
Ø  Arti metodologi secara umum
Ø  Arti metodologi secara khusus (metodologi PAK)


Ø  Arti Pendidikan Agama Kristen

Ø  Arti metodologi PAK

Arti dari segi metodologi pengajaran dan metodologi penelitian
Metodologi Pengajaran PAK
Ø  Isi PAK



Kuliah/ceramah
Curah pendapat
Diskusi
Kerja Proyek



Fo’arota Telaumbanua, hlm. 3

Iris V. Cully, hlm. 87-145
E.G.Homrighausen dan I.H.Enklaar, hlm.19 – 23
Iris V. Cully, hlm. 87-105
Yonas Muanley, Kompilasi Materi Kuliah Metodologi Penelitian di STTIA, 2008. hlm. 2-3
1/4 2011
17.00 – 19.00
Metodologi Pengajaran PAK
Ø  Isi PAK
Ø  Metode PAK (ardi)
Ø  Mengajar adalah mendidik
(pak gindo)
Ø  Konsep Dasar Pengembangan Kurikulum
Ø  Perencanaan Pengajaran
(Ibu Yeti)
Ø  Disain Pembelajaran Berbasis Kompetensi (Ibu Rina)
Ø  Strategi pembelajaran
Ø  Metode-metode pengajaran (Teori Umum) : ibu Katji
Ø  Pengembangan tujuan Instruksional/disain instruksional
Ø  Sumber bagi perumusan tujuan instruksional/model pemilihan tujuan
Ø  Konstruktivisme dalam Pembelajaran
Ø  Rekonstruksi Mata Kuliah
Ø  Analisis Kompetensi
(Roni Waruwu)
Ø  Penyusunan Silabi
(Ibu Katania)
Ø  Penyusunan RPP
(Ibu Evalita)
Ø  Ragam Media dalam Pembelajaran (ibu Donna)
Ø  Manajemen Mutu Terpadu
(Bp. Batieli)
Ø  Kontrak Perkuliahan
Ø  Penulisan Bahan Ajar
(Bp. Doanto)
Ø  Etika dan Moral dalam Pembelajaran (Bp. Edi)
Kuliah/ceramah
Curah pendapat
Diskusi
Kerja Proyek

W. Gulo, Strategi Belajar Mengajar, hlm. 52-70
J. Drost, SJ. Dari KBK sampai MBS (Manajemen Berbasis Sekolah), hlm. 53-58
Yonas Muanley, Kurikulum di dalam Alkitab dan Alkitab di dalam Kurikulum

Andar Ismael, Ajarlah Mereka

Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, hlm. 24 -33
Materi Suplemen Pelatihan Applied Approach, hlm. 1-170
Yonas Muanley, Laporan Hasil Pelatihan Program Applied Approach Kegiatan Tatap Muka dan Mandiri Yayasan Sarana Martani Juni 2008
Departemen Pendidikan Nasional Universitas Sebelas Maret Lembaga Pengembangan Pendidikan, 2008
Hlm. 1-85
W.James Popham dan Eva L. Baker, hlm. 43-55
H. Suprijanto, Pendidikan Orang Dewasa, hlm.72-158
W.James Popham dan Eva L. Baker, Tehnik Mengajar secara Sistematis, hlm. 17-39

Metodologi Penelitian Ilmiah dalam PAK
Ø  Penelitian Ilmiah:
Ø  Pendekatan rasional
Ø  Pendekatan Empiris
Ø  Tugas Akhir kesarjanaan dan perbedaannya
Ø  Metode Ilmiah (Bp. Frengki)
Ø  Masalah Penelitian dan penetapan variabel penelitian (Bp. Samuel)

Ø  Variabel Penelitian Pendidikan Agama Kristen
Ø  Nama-nama Variabel Penelitian
(Bp.Yotam)
Ø  Konstruk/bangunan pengertian Variabel yang diteliti
Ø  Teori
Ø  Format Penulisan KI model Kate L.Turabian (Model Turabian)
Ø  Menuliskan Latar Belakang Masalah ( BAB I) sbb:
Ø  Menyusun Landasan Teori (Bab II)
Ø  Memilih Metode Penelitian (Bab III)
Ø  Memilih model Analisis (Bab IV)
Ø  Menulis Daftar Pustaka
Ø  Contoh-contoh variabel Penelitian PAK
Ø  Latihan membuat proposal penelitian
Kuliah/ceramah
Curah pendapat
Diskusi
Presentasi
Kerja Proyek (Tugas Akhir)

Yonas Muanley, Variabel-variabel Penelitian Pendidikan Agama Kristen, hlm. 1-54

Daftar Buku:
E.G. Homrighausen, Pendidikan Agama Kristen, Jakarta : BPK, 1996
Iris V. Cully, Dinamika Pendidikan Kristen, Jakarta : BPK 1995
Robert R. Boehlke, Sejarah Perkembangan Pikiran dan Praktek Pendidikan Agama
                                Kristen dari Plato sampai Iqnatius de Loyola, Jakarta : BPK, 2002
_______________, Sejarah Perkembangan Pikiran dan Praktek Pendidikan Agama
                                Kristen dari Yohanes Amos Comenius Sampai Perkembangan PAK di Indonesia, Jakarta : BPK, 1997


J. Drost, SJ. Dari KBK sampai MBS (manajemen berbasis sekolah), Jakarta : Kompas, 2006
Ronny Kountur, Metode Penelitian Ilmiah, Edisi Revisi Untuk Penulisan Skripsi dam Tesis, Jakarta : PPM, 2007
Fo’arota Telaumbanua, Pengolahan Data Penelitian Perbandingan dan Hubungan, Jakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Jakarta : Universitas Kristen Indonesa.
W. James Popham dan Eva L. Baker, Tehnik MEngajar Secara Sistematis, Jakarta : Rineka Cipta, 2005
W.Gulo, Strategi Belajar Mengajar,  Jakarta : Grasindo, 2004
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, Bandung : Rosdakarya, 2006
H. Suprijano, Pendidikan Orang Dewasa, dari teori hingga Aplikasi, 2007
Louis O. Kattsoff, Pengantar Filsafat, Yogyakarta : Tiara Wacana Yogya, 1996


Soal mata Kuliah Metodologi Pendidikan Agama Kristen
1.         Jelaskan pengertian Metodologi Pendidikan Agama Kristen secara umum dan Kuhus serta berikan pendapatmu.
2.         Jelaskan model penelitian kuantitatif dan kualitatif.
3.         Jika kamu diperhadapakan dengan kasus dan diharapkan untuk dapat menyelesaikan kasus tersebut melalui sebuah penelitian, apakah yang akan kamu pakai dalam penyelesaian kasus tersebut, menggunakan model penelitian Kuantitatif atau kualitatif dan berikan alasanmu.
4.         Tujuan pendidikan haruslah menyentuh 3 ranah yaitu, Afektif, kognitif dan Spikomotorik. Jika anda diperhadapkan dengan masalah bangasa Indonesia dengan berbagai macam persoalan, apakah yang akan anda lakukan sebagai tenaga pengajar untuk menyentuh ketiga aspek diatas.